
Artikel
Terapi Perilaku Kognitif (Cognitive Behavior Therapy) Pada Pasien Stroke
Stroke merupakan salah satu penyakit yang sangat serius karena dapat menimbulkan kematian dan angka mortalitas yang tinggi. World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia yang telah menewaskan 6,2 juta jiwa. Setengah dari jumlah tersebut mengalami kendala untuk kembali ke kondisi sebelum stroke dalam menjalani rutinitas sehari-hari. Terutama permasalahan psikososial para penyintas stroke berdampak buruk terhadap kualitas hidup mereka, sehingga menyebabkan terjadinya depresi. Instalasi rehabilitasi medik RSU Haji, menawarkan program terapi bagi pasien dengan kecemasan dan depresi dapat dikurangi dengan cara pasien diberikan terapi yaitu Cognitive Behavior Therapy.
Terapi perilaku kognitif (CBT) dapat digunakan secara efektif dalam terapis okupasi bagi pasien stroke untuk mengatasi defisit kognitif dan meningkatkan kinerja fungsional. CBT membantu individu mendapatkan kembali kendali atas pikiran dan perilaku mereka, yang kemudian dapat berdampak positif pada kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari. Bagaimana terapi perilaku kognitif (CBT) membantu mengatasi tantangan kognitif terkait stroke:
- Mengatasi masalah memori dan konsentrasi.
Teknik CBT dapat membantu individu mengembangkan strategi untuk meningkatkan daya ingat, fokus, dan konsentrasi, yang sering dipengaruhi oleh stroke.
- Meningkatkan fungsi eksekutif.
CBT dapat membantu individu mengatasi kesulitan dalam perencanaan, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan, yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.
- Mengelola perubahan emosional dan perilaku.
Stroke juga dapat menyebabkan perubahan emosional dan perilaku, seperti depresi atau kecemasan, yang dapat diatasi dengan terapi perilaku kognitif.
- Mengembangkan strategi kompensasi.
CBT dapat membantu individu mengembangkan strategi kompensasi untuk mengelola gangguan kognitif mereka dan mengatasi keterbatasan apa pun.
- Meningkatkan efikasi diri: Dengan membantu individu mendapatkan kembali kendali atas pikiran dan perilaku mereka, CBT juga dapat meningkatkan kemanjuran diri dan kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka.
Terapi okupasi dengan CBT berfokus pada:
- Mengidentifikasi defisit kognitif.
Terapis menilai kekuatan dan kelemahan kognitif spesifik individu untuk menyesuaikan intervensi.
- Mengembangkan tujuan individual.
Terapis bekerja dengan individu untuk mengembangkan tujuan yang realistis dan bermakna untuk aktivitas sehari-hari mereka.
- Memanfaatkan teknik CBT.
Terapis menggunakan berbagai teknik CBT, termasuk restrukturisasi kognitif, aktivasi perilaku, dan teknik relaksasi, untuk mengatasi tantangan kognitif dan emosional tertentu.
- Menyesuaikan aktivitas dan lingkungan.
Terapis okupasi dapat menyarankan perubahan pada aktivitas atau lingkungan agar lebih mudah dikelola oleh individu.
- Memberikan pendidikan dan dukungan.
Terapis memberikan pendidikan dan dukungan kepada individu dan keluarga mereka untuk membantu mereka memahami dampak stroke dan cara mengelola kondisi mereka.
Contoh teknik CBT yang digunakan dalam terapi okupasi untuk pasien stroke:
- Restrukturisasi kognitif: Membantu individu mengidentifikasi dan menantang pikiran dan keyakinan negatif.
- Aktivasi perilaku: Mendorong individu untuk terlibat dalam aktivitas yang mereka anggap menyenangkan dan bermakna.
- Teknik relaksasi: Mengajarkan individu teknik untuk mengelola stres dan kecemasan.
- Strategi memori: Mengembangkan strategi untuk meningkatkan memori, seperti menggunakan alat bantu visual atau perangkat mnemonik.
- Latihan perhatian: Berlatih aktivitas yang meningkatkan perhatian dan konsentrasi, seperti teka-teki atau permainan komputer.
Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip CBT ke dalam terapi okupasi, individu dengan stroke dapat mengelola tantangan kognitifnya dengan lebih baik, meningkatkan kinerja fungsionalnya, dan meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Semoga penelitian dan pengembangan di bidang stroke terus berlanjut sehingga dapat ditemukan solusi yang lebih efektif untuk mencegah dan mengobati penyakit ini. Kesadaran masyarakat terhadap bahaya stroke semakin meningkat, sehingga lebih banyak orang yang dapat melakukan pencegahan sejak dini. Salam Sehat
Penulis : FAJAR SURYANI, Amd.OT
Instalasi Rehabilitasi Medik- Tenaga Kesehatan Lainnya - Terapis Okupasional